Sabtu, 22 September 2012

Review Sejarah Assessment Center


Kuliah 2 (19 September 2012)
By Mas Seta

Review Sejarah Assessment Center

Dalam Assessment Center  tetap melibatkan psikologi dalam perekrutan militer sampai pada bidang industri yang tidak terlalu melibatkan psikologi, tetapi melibatkan supervisor – supervisor yang memiliki sertifikasi Assessment Center atau yang sudah berpengalaman. Dalam psikologi dikenal istilah situasional tes bukan Assessment Center yang akhirnya berubah menjadi Assessment Center. Situasional tes itu digunakan dalam hal perekrutan.
Contohnya bagaimana caranya menseleksi calon tentara yang akan masuk menjadi tentara dan bagaimana mengukur profile seorang tentara ? Penyeleksian dilihat secara
a.     Fisik yaitu dari tinggi badan (cm), berat badan (kg), ketahanan fisik (olahraga : lari, renang, sit up, dll).
b.     Kognitif dengan menggunakan tes IQ, TPA, toefel, dll
c.     Personality dengan menggunakan tes sikap kerja, dll
Dalam penggarisan Assessment center harus ada satuan ukurnya sehingga hasil yang didapat menjadi valid dan reliabilitas. Contohnya mau menentukan tinggi badan menggunakan cm.
Perbedaan assessment center di inggris dan amerika ?
Kalau assessment center di inggris mengarah pada vocational (sekolah kejuruan) yang digunakan pada ranah pendidikan atau kejuruan. Sedangkan di amerika lebih ke arah bisnis seperti yang diaplikasikan oleh perusahaan AT & T. Contoh keterampilan apa yang dibutuhkan seorang pramugari ? secara fisik harus tinggi minimal 165 cm keatas alasannya untuk membantu manaikki barang ke bagasi atas. Berat badan harus proporsional karena kalau gendut akan menghabiskan tempat.
Amerika dikenal dengan 3 hal yaitu
1.     Core competensi / core values
Contoh barang : barang selamat dan tidak rusak sampai ditempat tujuan
2.     Manajerial competensi
Mengatur, decicion making, mengarahkan, evaluasi, control, leader, good communication, analytical dan conseptual thinking, à POACE  : planning, organizing, action (eksekusi seperti apa ?, monitoring) control dan evaluasi  yang harus dimiliki seorang manajer

Leadership kompetensi tidak sama dengan manajerial kompetensi. Kalau mau menjadi konsultan assessment center haru memiliki banyak kamus. Manajerial adalah bagian dari leadership.

Kriteria leadership yang baik adalah
a.     Visionary (harus pandangannya jauh kedepan)
b.      Handling busines atau handling proses (seorang leader tau barang itu di input maupun di output)
c.     Handling people
d.     Effisient budget (seorang leader harus mampu mengatur keuangannya).

3.     Spesifik competensi
Contohnya HRD, marketing / sales, general affair, finnace, opperation (jasa)

Tugas 1
Mencari masing – masing jobdesk spesifik kompetensi diatas
1.     Job Desk HRD
a.     Memberikan pelatihan atau training
b.     Mengelola dan menggali kemampuan karyawan
c.     Bertanggung jawab dalam proses perekrutan atau rekruitmen
d.     Mencari kandidat yang sesuai dengan perusahaan
e.     Mampu mengadministrasikan alat tes
2.     Job Desk marketing / sales
a.     Menyusun srategi pemasaran
b.     Mengontrol dan mengkoordinir proses penjualan dan pemasaran bersama S & M Supervisor(s) untuk mencapai target penjualan dan mengembangkan pasar secara efektif dan efisien

3.     Job Desk general affair
a.     Menangani permasalahan Hubungan Industrial (Industrial Relation) baik untuk menyelesaikan masalah internal (kekaryawanan) maupun masalah dengan lingkungan sekitar lokasi pabrik/perusahaan (eksternal)
b.     Tugasnya yaitu pelayanan di bidang SDM

4.     Job Desk finnace
a.     Memastikan pengelolaan keuangan
b.     Tepat waktu
c.     Bertanggung jawab atas cash flow perusahaan serta memonitor cash flow dan modal perusahaan agar neraca keuangan tetap seimbang sehingga memudahkan perusahaan dalam realisasi aliran kas.

5.     Job Desk jasa



Review sejarah assessment center


Kuliah 2 (19 September 2012)
By Mas Seta

Review Sejarah Assessment Center

Dalam Assessment Center  tetap melibatkan psikologi dalam perekrutan militer sampai pada bidang industri yang tidak terlalu melibatkan psikologi, tetapi melibatkan supervisor – supervisor yang memiliki sertifikasi Assessment Center atau yang sudah berpengalaman. Dalam psikologi dikenal istilah situasional tes bukan Assessment Center yang akhirnya berubah menjadi Assessment Center. Situasional tes itu digunakan dalam hal perekrutan.
Contohnya bagaimana caranya menseleksi calon tentara yang akan masuk menjadi tentara dan bagaimana mengukur profile seorang tentara ? Penyeleksian dilihat secara
a.     Fisik yaitu dari tinggi badan (cm), berat badan (kg), ketahanan fisik (olahraga : lari, renang, sit up, dll).
b.     Kognitif dengan menggunakan tes IQ, TPA, toefel, dll
c.     Personality dengan menggunakan tes sikap kerja, dll
Dalam penggarisan Assessment center harus ada satuan ukurnya sehingga hasil yang didapat menjadi valid dan reliabilitas. Contohnya mau menentukan tinggi badan menggunakan cm.
Perbedaan assessment center di inggris dan amerika ?
Kalau assessment center di inggris mengarah pada vocational (sekolah kejuruan) yang digunakan pada ranah pendidikan atau kejuruan. Sedangkan di amerika lebih ke arah bisnis seperti yang diaplikasikan oleh perusahaan AT & T. Contoh keterampilan apa yang dibutuhkan seorang pramugari ? secara fisik harus tinggi minimal 165 cm keatas alasannya untuk membantu manaikki barang ke bagasi atas. Berat badan harus proporsional karena kalau gendut akan menghabiskan tempat.
Amerika dikenal dengan 3 hal yaitu
1.     Core competensi / core values
Contoh barang : barang selamat dan tidak rusak sampai ditempat tujuan
2.     Manajerial competensi
Mengatur, decicion making, mengarahkan, evaluasi, control, leader, good communication, analytical dan conseptual thinking, à POACE  : planning, organizing, action (eksekusi seperti apa ?, monitoring) control dan evaluasi  yang harus dimiliki seorang manajer

Leadership kompetensi tidak sama dengan manajerial kompetensi. Kalau mau menjadi konsultan assessment center haru memiliki banyak kamus. Manajerial adalah bagian dari leadership.

Kriteria leadership yang baik adalah
a.     Visionary (harus pandangannya jauh kedepan)
b.      Handling busines atau handling proses (seorang leader tau barang itu di input maupun di output)
c.     Handling people
d.     Effisient budget (seorang leader harus mampu mengatur keuangannya).

3.     Spesifik competensi
Contohnya HRD, marketing / sales, general affair, finnace, opperation (jasa)

Tugas 1
Mencari masing – masing jobdesk spesifik kompetensi diatas
1.     Job Desk HRD
a.     Memberikan pelatihan atau training
b.     Mengelola dan menggali kemampuan karyawan
c.     Bertanggung jawab dalam proses perekrutan atau rekruitmen
d.     Mencari kandidat yang sesuai dengan perusahaan
e.     Mampu mengadministrasikan alat tes
2.     Job Desk marketing / sales
a.     Menyusun srategi pemasaran
b.     Mengontrol dan mengkoordinir proses penjualan dan pemasaran bersama S & M Supervisor(s) untuk mencapai target penjualan dan mengembangkan pasar secara efektif dan efisien

3.     Job Desk general affair
a.     Menangani permasalahan Hubungan Industrial (Industrial Relation) baik untuk menyelesaikan masalah internal (kekaryawanan) maupun masalah dengan lingkungan sekitar lokasi pabrik/perusahaan (eksternal)
b.     Tugasnya yaitu pelayanan di bidang SDM

4.     Job Desk finnace
a.     Memastikan pengelolaan keuangan
b.     Tepat waktu
c.     Bertanggung jawab atas cash flow perusahaan serta memonitor cash flow dan modal perusahaan agar neraca keuangan tetap seimbang sehingga memudahkan perusahaan dalam realisasi aliran kas.

5.     Job Desk jasa



Sabtu, 15 September 2012


Kuliah 1 (12 September 2012)
By : Mas Seta
Metode Assessment Center

SAP Metode Assessment Center
1.     Bagaimana cara membuat kamu kompetensi (visi, misi, profesi pekerjaan)
2.     Pembuatan tools Assessment Center
3.     Bagaimana cara pelaksanaan Assessment Center dalam jabatan tertentu
4.     Integrasi data yaitu mana yang bisa dan tidak bisa digunakan datanya. Sama halnya dengan cara mengcoding dalam kualitatif
5.     Rapporting : pembuatan rapport Assessment Center

Tugas Metode Assessment Center
1.     Mencari tahu sejarah atau latar belakang lahirnya Assessment Center (kelompok 1)
2.     Apakah IST & TKD termasuk tes IQ (inteligensi) berikan alasannya bila iya dan tidak (kelompok 2)
3.     Apakah yang dimaksud dengan kompetensi ? kemudian apa fungsi dan kegunaannya ? serta kaitkan dengan organisasi (kelompok 3)
Tugas individual : membuat review pembahasan tiap pertemuan dimuat dalam blog serta dikumpulkan via email
 


Assessment Center ?

            Assessment merupakan pemeriksaan psikologi dalam bentuk covert kemudian dikaitkan dengan potency (sesuatu yang laten, memuncul perilaku yang akan muncul).
Akan tetapi assessment center tidak sama dengan potency. Karena assessment lebih ditekankan pada kompetensi atau pernah di tampilkan.
Dalam assessment center terdapat yang namanya assessor dan assessee. Tenaga assessor tidak perlu background psikologi tapi dia harus lulus pelatihan uji kompetensi sebagai assessor. Dalam pembuatan laporan, terdapat perbedaan antara laporan psikogram (psikologi) dengan laporan assessment center. Hal yang sangat tampak adalah jumlah laporan assessment center lebih tebal ( 9 – 12 lembar) sedangkan laporan psikogram lebih tipis (1 – 3 lembar).

Bagaimana cara menguji kompetensi orang dengan menggunakan tools assessment center ?
1.     Case study : seseorang akan diberikan sebuah kasus dari masalah yang sedang terjadi.  
2.     Role play : melakukan simulasi atau peran di dalam suatu jabatan tertentu terhadap masalah yang dihadapi.
3.     In basket : membuat list – list atau rancangan untuk menyelesaikan masalah atau tantangan.
4.     Group discussion : mendiskusi suatu topik tentang permasalahan atau tantangan yang sedang maupun akan dihadapi dalam sebuah group
5.     Presentasi : bagaimana seseorang menampilkan atau menjelaskan hasil dari suatu masalah yang ada.  
Contoh
“bagaimana cara mengetahui seorang leader cheft yang kompeten?”
Epidose master chef ketika chef degan berulang tahun dan tugas calon master chef adalah membuat menu barberque untuk tamu - tamu chef degan. Dan mereka di bagai menjadi 2 tim yaitu team biru dan team merah. Leader team biru : beng, merah : bagus. Dalam episode tersebut masing – masing team membuat strategi – strategi untuk membuat masakan yang enak dan unik. Masing – masing team yang dipimpin oleh seoranng leader kemudian berdiskusi untuk menentukan masakan yang akan dibuat dan melihat kualitas dari masing – masing anggota untuk diposisikan dalam base – base tertentu. Selain itu leader juga harus mampu membuat strategi – strategi dalam memasak dengan waktu yang terbatas. Membuat catatan atau list untuk bahan – bahan dan peralatan yang akan digunakan untuk memasak. Saling berdiskusi sesama anggota lainnya tentang tahapan, proses dan presentasi. Yang terakhir dalam presentasi, tiap – tiap team harus mampu mempresentasikan makanan dengan cantik, bersih, unik, rapi dan berkelas.
Dari hasil masakan dalam setiap team kemudian akan dicoba atau dicicipin oleh chef master dan tamu – tamu yang memiliki background sebagai seorang “chef” atau yang bergerak di bidang kuliner. Dan tamu – tamu yang diundang untuk memberikan penilaian terhadap masakan team merah dan biru dengan memberikan penilaian dari 1 – 10 kedalam buku penilaian dan dihitung hasilnya. Selain penilaian dari para tamu chef degan, penilaian juga tetap dilakukan oleh para chef master yaitu chef degan, chef marinkan dan chef juna. Hasilnya adalah beng berhasil membawa teamnya menjadi pemenang dalam tantangan “barberque” karena masakannya yang enak, unik, bersih dan berkelas serta cara kerja team yang bagus menurut pandangan para chef master



Selasa, 20 Maret 2012

Methamorpose Gank Di Kalangan Remaja


Methamorpose Gank Di Kalangan Remaja
Pendahuluan
Gank di dalam lingkungan remaja
Tren remaja yang terjadi akhir-akhir ini yang cenderung kearah hal yang negatif adalah Remaja dengan pergaulan yang kebablasan yang akhirnya terjebak kedalam arena gankster atau gank. Yakni sekelompok pemuda ataupun pemudi remaja yang liar, bebas tanpa mau terikat dengan aturan yang berlaku. Gankster atau kelompok jalanan adalah fenomena tersendiri yang muncul seiring kompleknya masalah manusia modern. Tidak hanya di kota – kota besar keadaan seperti ini bisa juga di lihat di kota – kota kecil dengan berbagi macam karakter. Hampir di setiap tempat bisa kita temukan salah satunya adalah di lingkungan kampus. Tidak ada satupun kampus yang tidak mempunyai “gank”. Namun tidak semua gank itu buruk ada juga gank yang mengkondisikan diri mereka untuk berbuat kebaikan tentunya hal itu dikarenakan mereka ingin menghilangkan citra buruk dari anggapan – anggapan orang mengenai “gank”. Contoh gambar – gambar  gank sperti di bawah ini :
Gank yang bisa dikatakan tidak baik sperti gambar di bawah ini
                                   

Gank yang bisa dikatakan baik seperti gambar di bawah ini
                                                                
Pembahasan
Penyebab terjadinya gank :
1.      Kesenjangan atau gap yang terjadi antara orang tua dengan anak – anaknya
2.      Kesenjangan social antara si miskin ddengan si kaya
3.      Ketimpangan moral antara kalangan remaja dengan pemerintah
4.      Adanya industrialisme, mekanisme dan modernisasi yang bersifat radikal
5.      Kadar iman yang kian berkurang
Dampak dari gank di kalangan remaja
1.     Hidup yang serba bebas tidak terikat dengan aturan
2.     Pergaulan bebas menuju freeseks
3.     Tindakan criminal
4.     Penggunaan Narkotika
5.     Urak – urakan
Pembahasan mengenai penyebab dan dampak secara detail :

1. Pemberontakkan terhadap orang tua yang tidak memperhatikannya sebagai manusia yang butuh kasih sayang. Orang tua sibuk bekerja siang dan malam dengan membiarkan anak-anak mereka terlantar tanpa kasih sayang. Untuk mencari kasih sayang yang hilang itu lantas mereka berkumpul dengan teman yang senasib, maka terbentuklah gank-gank itu.

2. Akibat ketimpangan kesejahteraan. Antara si kaya dan si miskin telah terjadi gap yang sangat jauh. Yang kaya semakin kaya dan si miskin semakin miskin. Anak-anak yang lahir dari keluarga terbelakang bahkan dibuang oleh orang tuanya sendiri merasakan adanya ketidakadilan. Maka muncullah pemberontakan yang mereka ekspresikan lewat gank-gank ini.

3. Ketimpangan moral yang muncul di masyarakat dan perilaku-perilaku munafiq para pejabat pemerintahan memunculkan sikap benci di kalangan remaja. Pola nepotisme atau mementingkan keluarga dekat didunia kerja telah mengakar dan menjadi kecemburuan radikal dikalangan remaja akhir-akhir ini. Begitu pula di satu sisi mereka dididik terus rajin, disiplin, sopan santun dan tidak boleh ini itu, tapi apa kenyataannya berbagai tayangan media massa sarat dengan kekerasan dan pornografi.

4. Akibat industrialisme, mekanisme, modernisasi yang serba radikal menyebabkan masyarakat banyak yang merasakan siksaan batin, kebisinganm polusi udara dan beban hidup yang menegangkan. Yang mereka inginkan pun kadang hal-hal yang lebih kaya, lebih baru, lebih besar dan lebih berkuasa lagi sebagai akibat persaingan yang ketat dan pola hidup yang konsumeris. Anak-anak yang kalah bersaing berkelompok untuk menyatukan kekuatan maka terbentuklah gank.

5. Faktor yang paling dominan adalah telah memudarnya kesadaran hidup beragama. Pendidikan agama telah banyak ditinggalkan. Madrasah-madrasah dan masjid-masjid sudah kosong dari kegiatan. Sementara para ustadz atau kyai tidak memiliki generasi yang dapat meneruskan jejaknya. Akibatnya, mental anak-anak muda kosong dari hidayah. Maka terbentuklah kelompok kriminal seperti gank-gank ini.

Langkah – langkah yang diambil unutk memperbaikinya (antisipasi dan pencegahannya :

Langkah Rehabilitasi
Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan orang-tua ataupun lingkungan untuk bisa melakukan pembenahan rehabilitasi terhadap anak-anak yang telah terjerumus kedalam kenakalan khususnya fenomena gankster,diantaranya:

1. Bagi yang masih memiliki Orang Tua.
Ajaklah anak perlahan-lahan untuk menjauh dari pergaulannya, arahkan anak untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang lebih positif, misalnya olahraga dan kegiatan keagamaan. Tapi yang terpenting adalah Orang tua harus lebih menyempatkan waktu untuk menemani anak-anaknya. Pantaulah terus pergaulan dan perilaku mereka. Sempatkanlah untuk bisa mendengarkan cerita-cerita mereka dan curahan hatinya, jangan langsung menyalahkan anak apabila mereka melakukan kesalahan karena apabila kita kasar dalam mendidik mereka, mereka akan mencari kenyamanan lain dengan bergabung lagi dengan teman-teman yang dulu.

2. Bagi Yang sudah tidak memiliki Orang Tua.
Bagi anak-anak yang sudah kehilangan figur orang tua atau mereka yang memiliki orang tua tapi sudah bercerai, sama seperti diatas luangkanlah waktu untuk mereka ingatlah anak adalah amanah yang harus kita jaga dan akan kita pertanggung jawabkan kelak kepada si pemberi amanah yaitu Allah SWT. Bimbinglah mereka rangkul dan ayomi mereka, karena pada dasarnya mereka hanyalah sekumpulan anak yang membutuhkan kasih sayang dan pengakuan.

3. Bagi Lingkungan.
Lingkungan sangat membawa pengaruh besar terhadap timbulnya permasalahan yang terjadi maka lingkungan juga punya andil besar dalam proses rehabilitasinya. Memang tidak akan mudah semudah membalikkan telapak tangan untuk bisa mengatasi masalah ini tapi sedikitnya ada cara yang bisa ditempuh untuk mengatasi kenakalan mereka diantaranya:
ü Berilah peraturan yang tegas dalam lingkungan khususnya bagi yang mengemban amanah (RT,RW) untuk mereka yang membuat keresahan dan keonaran.
ü Libatkan para pemuka agama untuk mendidik mereka dengan jalan mengadakan pengajian-pengajian untuk remaja, aktifkan kegiatan-kegiatan keagamaan. Memang susah tapi apabila dilakukan secara konsisten bukan mustahil hasilnya akan mengembirakan.
ü Jangan hindari mereka, ajaklah mereka untuk dapat berperan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan.
ü Membatasi ruang gerak mereka untuk kembali ke komunitas gankster.

4. Bagi Pemerintah atau LSM.
Peran pemerintah ataupun LSM sangat membantu proses rehabilitasi mereka, adapun yang bisa dilakukan antara lain:
ü Menciptakan perkumpulan yang lebih sehat, ajaklah mereka untuk berkumpul bukan untuk membuat keonaran tapi untuk menghasilkan suatu karya misalnya bagi anggota gank motor bisa diarahkan untuk Industri Kecil (bengkel dll)
ü Menciptakan lingkungan dan situasi yang kondusif, beri sangksi yang tegas kepada mereka yang melakukan kesalahan agar menimbulkan efek jera kepada mereka yang belum sempat melakukan kesalahan.
ü Memberikan penghargaan bagi mereka yang sudah bisa memperbaiki diri agar bisa memberi motivasi bagi mereka yang masih berkubang dalam kesalahan.

Keshalihan Orang Tua dan Pengaruhnya Terhadap Anak-anak
Namun dari semua itu, yang paling penting dari orang tua adalah bisa menjadi Uswatun Hasanah ( Contoh teladan yang baik), keteladanan yang baik membawa kesan positif dalam jiwa anak. Orang yang paling diikuti oleh anak adalah orang tuanya. Mereka pulalah yang paling kuat menanamkan pengaruhnya ke dalam jiwa anak, “Maka kedua orang tuanya yang membuatnya menjadi Yahudi,Nasrani,ataupun Majusi.” kata Nabi.
Contohnya :

1.      Genk Nero and Bullying Phenomenon

Oleh :
Nur Fajarudin
(anggota Lajnah Thullab wal Jami’ah, DPD II HTI Sidoarjo dan Ketua Forum Mahasiswa Muslim Sidoarjo)
Kekerasan kembali merebak dan menjadi berita di tanah air. Menghiasi headline-headline media baik cetak maupun elektronik. Negeri yg carut marut akibat salah mengatur semakin menunjukkan kesuraman wajah masa depannya.
Ya, sekali lagi kita disuguhi fenomena kekerasan dan yg lebih menggiriskan kekerasan itu terjadi justru di institusi-institusi pendidikan di Indonesia. Belum kering ingatan meninggalnya praja STPDN akibat dianiaya oleh seniornya, belum dingin kiranya saat kita disuguhi kekerasan yg menimpa siswa-siswi SD akibat meniru adegan pertandingan gulat bebas di televisi. Sekali lagi kita digiring untuk menyaksikan kembali fenomena kekerasan di institusi pendidikan kita.
Adalah sekelompok remaja putri seusia SMP di Pati Jawa Tengah yg membentuk sebuah genk bernama Nero. Mereka menteror, melakukan penganiayaan kepada remaja-remaja putri seusia mereka dengan dalih masalah persaingan entah itu mode atau pernak-pernik yg dibawa (seperti hp, motor, dsb), kemudian (yg paling menakutkan) merekam adegan seram tersebut melalui hp, dan menyebarluaskannya. Dan blaar aksi merekapun sontak menjadi fenomena yg menjadi impuls bagi aksi-aksi serupa tersebut seperti halnya kasus-kasus rekaman adegan porno.
Belum selesai kasus genk Nero kita diajak untuk kembali mengelus dada ketika media menayangkan bagaimana para praja di STIP (Sekolah Tinggi Ilmu Perhubungan) menjadi korban penganiayaan senior-seniornya. Masih lekang di ingatan kita bagaimana kasus serupa pernah terjadi di lembaga pendidikan kedinasan yg lain (STPDN). Dengan dalih yg sama yaitu agar praja-praja baru tersebut memiliki mental yg tahan “banting” dan tahan “pukul”. Maka kembali lagi pendidikan di Indonesia berputar-putar dalam labirin yg sama, yaitu kekerasan. Kasus tawuran antar pelajar, persaingan antar genk baik putri maupun putra, hingga kasus-kasus antar individu yg tetap mengacu pada satu hal, kekerasan atau bullying.
Bullying sendiri mengacu kepada aksi-aksi kekerasan secara umum. Akan tetapi kasus ini mencuat ketika terjadi kekerasan di sekolah-sekolah di Amerika. Dari sini bullying mendapat terma tersendiri sehingga maknanya mengacu secara khusus kepada aksi-aksi kekerasan di institusi-institusi pendidikan dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Aksi-aksi tersebut meliputi kekerasan dalam arti yg sebenarnya seperti pemukulan, penganiayaan, hingga kasus-kasus berat seperti pembunuhan dan penembakan dengan senjata berat (yg jamak di Amerika). Bullying juga meliputi kekerasan dalam bentuk verbal seperti hinaan, cacian, hingga pengucilan dari pergaulan. Model kekerasan seperti ini justru yg memberikan daftar korban terbesar karena efek yg diakibatkan adalah efek psikologis yg sulit untuk diobati. Biasanya kekerasan model verbal mengakibatkan depresi, stress, hingga gila pada korbannya, dan tidak menutup kemungkinan menjadi salah satu penyumbang terbesar “pasien” bunuh diri.
Kapitalisme Biang Keroknya
Mengapa kasus-kasus kekerasan tetap merebak di sekolah-sekolah? Padahal kasus tersebut telah lama menjangkiti dan kampanye untuk meredam kasus tersebut telah lama digulirkan? Jangan-jangan buah dari diterapkannya teori Darwin “dimana yg kuat harus mengalahkan yg lemah” yg hingga hari ini masih diajarkan di sekolah-sekolah? Mungkin ini yg menjadi pertanyaan di kalangan masyarakat, bahkan mereka berani mengeluarkan analisis jangan-jangan ini praktek lapangan dari teori yg pernah disampaikan mbah Darwin yg kemarin diajarkan di kelas.
Kesenjangan sosial dan gaya hidup serba bebas dianggap sebagian kalangan sebagai penyebab merebaknya kasus bullying. Gaya hidup yg bersandar pada materi menyebabkan terjadinya tipologi masyarakat yg hanya mementingkan materi dan kebendaan. Sistem persahabatan pun bergeser dari yg bersandar kepada iman dan ilmu menjadi bersandar pada nilai-nilai kepentingan dan gaya hidup atau tren. Maka muncullah genk-genk, kelompok-kelompok hobi, hingga gaya hidup semacam cosplay, harajuku style, hingga punk. Konsekuensi logis dari fenomena tersebut adalah munculnya gap atau jurang bagi mereka yg tidak mampu atau tidak kuat mengikuti arus. Dari fenomena tersebut lahirlah generasi yg mudah putus asa, menghalalkan segala cara, depresi, hingga fenomena tingginya kasus bunuh diri.
Gaya hidup serba bebas juga memunculkan generasi yg liberal, hedonis, dan permisiv. Gaya hidup bebas juga menyebabkan penghalalan segala cara. Mereka yg terpental dari pergaulan mengeluarkan segala daya upaya agar tetap diakui eksistensinya. Maka muncullah grey chicken, tawuran, narkoba, hingga terjerumus kepada pergaulan bebas dan aborsi. Kasus depresi dan putus asa menyebabkan remaja menjadi tidak terkontrol dan labil emosinya. Mereka menjadi cenderung beringas dan mudah curiga terhadap orang di sekitarnya.
Dan penyebab itu semua tak lain dan tak bukan adalah Kapitalisme. Dimana dalam Kapitalisme, paham kebebasan dijunjung tinggi, manusia tidak boleh mencampuri urusan manusia lain, hubungan antara manusia hanya boleh diatur oleh asas manfaat, dan sekulerisme atau pemisahan nilai-nilai agama dalam segala area kehidupan adalah aqidah utamanya. Maka tak salah apabila telunjuk kita mengarah kepada Kapitalisme sebagai biang keroknya.
2. Para anggota gank atau lebih dikenal dengan gankster ini kerapkali menunjukkan sikap ingin diakuinya sebagai bagian dari komunitas masyarakat modern yaitu dengan tawuran, corat-coret dan konfoi motor. Tak jarang aksinya itu disertai tindak kejahatan seperti penganiayaan bahkan pembunuhan. Jelasnya munculnya gank-gank ini adalah bagian dari mode jahiliyah modern.

Di yakini bahwa sesungguhnya menjadi kelompok sebuah perkumpulan yang sama sekali tidak mendapat pengakuan masyarakat ini, bukan menjadi tujuan hidup para gankster (anggota kelompok gank).

Terjerumusnya mereka ke lembah gankster adalah karena kesepian mereka akan sebuah harapan yang mereka sendiri tidak mampu menerjemahkan kedalam bahasa mereka. Nurani mereka mengatakan bahwa sesungguhnya mereka salah dalam melangkah. Tetapi untuk bertaubat dan kembali kejalan yang benar mereka tidak tahu cara dan jalannya. Sehingga semakin berkubanglah mereka didalamnya dalam jamgka waktu yang berkepanjangan.

Pemberian Tuhan berupa akal tak mampu mereka pergunakan lagi dengan baik, karena tertutupi dahsyatnya propaganda setan yang selalu menari riang gembira melihat kejahatan yang mereka lakukan. Akhirnya apa yang mereka kerjakan selalu bertentangan dengan hati nurani yang paling dalam.

Disisi para gankster ada kelompok yang menamakan dirinya “Club Punk”. Kelompok ini muncul pertama kali pada tahun 1975. Punk sendiri adalah bahasa slank untuk menyebut penjahat atau perusak. Sama seperti para pendahulunya, kaum punk ini juga menyatakan dirinya lewat dandanan pakaian, dan rambut yang berbeda. Orang-orang punk menyatakan dirinya sebagai golongan yang anti fashion, dengan semangat dan etos kerja yang bermoto “semuanya dikerjakan sendiri” atau dalam bahasa kerennya adalah do it your self yang tinggi.

Punk adalah kelompok remaja radikal yang menentang berbagai bentuk kemapanan. Mereka menolak agama, norma masyarakat, moral dan aturan negara. “selama masih ada agama, moral dan negara maka punk pasti ada” demikian pendapat mereka ketika wawancara di station televisi. Hidup bebas tanpa aturan adalah kehidupan yang didambakan. Hal ini terlihat dari cara mereka berpakaian yang anti pakaian mapan. Dandanan yang tidak karuan seperti itu bagi mereka adalah sebuah kemajuan.

Punk hakikatnya kelompok anti moral yang berbahaya. Mereka dapat berbuat apa saja termasuk membunuh sesamanya. Bagi mereka kehidupan sejati adalah kehidupan tanpa batas-batas aturan walaupun harus merugikan orang lain. Mereka tak ubahnya seperti binatang yang hidup semau gue. Walaupun mereka hidup mandiri, namun kenyataannya tak ada anggota punk yang hidup mapan dari segi materi. Mereka hidup seperti gelandangan, meskipun mereka amat marah jika disebut seperti itu. Mereka ingin mendapat pengakuan, tetapi tidak mau mengakui keberadaan orang lain. Mereka minta dihargai, tetapi tidak mau menghargai orang lain. Bagi mereka orang lain tidak ada harganya sama sekali bahkan nyawanya.

Kelompok punk kini bermunculan di kota-kota besar. Mereka terkonsentrasi dalam kelompok-kelompok atau gank-gank yang umumnya berkantor di terminal atau alun-alun.

Para gankster dan punk ini merupakan saudara kandung yang sama-sama berlabel ”korak” tetapi ingin dipandang dan dianggap sebagai raja. Berapa banyak remaja yang sudah terjebak kedalam gankster atau punk..?...bahkan beberapa diantara mereka ada yang menjadi raja copet bahkan ada juga yang akhirnya menjadi sindikat penculikan anak-anak yang akhirnya dipekerjakan sebagai peminta-minta dan anak jalanan,

Jika ingin menyelamatkan mereka, harus ada pihak-pihak terkait yang menolongnya, mengentaskan mereka dari keterpurukan akhlak. Disini peran utama orang-tua sangatlah penting. Mereka hendaknya membentengi putra-putri dengan pondasi moral yang kokoh agar tidak terjerumus dalam kelompok berbahaya ini.

Langkah Pencegahan
Proses peran orang tua memang harus dilakukan semenjak awal untuk mwncegah ataupun meminimalir pengaruh tersebut, Misalnya saja dengan jalan :

Orang tua harus memberikan pendidikan agama semenjak dini, baik dirumah maupun diluar rumah dengan memasukkan mereka ke lembaga-lembaga pendidikan yang mengajarkan ilmu keagamaan dengan mumpuni. Tidak harus bonafid. Yang terpenting adalah sekolah tersebut mempunyai tujuan yang jelas kaitannya dengan dunia pendidikan agama.

Orang tua wajib mencarikan tempat tinggal dengan lingkungan yang baik. Minimal cari rumah yang berdekatan dengan masjid, agar anak-anak terbiasa mendengarkan adzan sebagai panggilan sholat. Suara adzan bisa membuat hati menjadi lembut dan menelusupkan aura keimanan dalam hati anak manusia.

Mengawasi pergaulan anak-anaknya, terutama yang berusia remaja. Karena masa remaja merupakan masa transisi, dimana masa anak-anak yang sudah habis akan beralih menuju ke gerbang kedewasaan. Nah, ditengah-tengah antara masa anak-anak dan masa dewasa itu, ada masa transisi dimana orang menyebutnya dengan masa remaja atau masa tanggung.

Seorang anak dalam masa yang serba tanggung ini, jiwanya senantiasa penuh gejolak yang sering disebut dengan “gejolak kawula muda”. Dalam masa yang penuh gejolak ini remaja wajib diarahkan ke pergaulan yang benar, untuk anak laki-laki jangan sedikitpun memberikan kelonggaran untuk menghisap rokok karena dari rokok merupakan pintu gerbang menuju ke minuman keras dan obat-obatan terlarang. Dan pengawasan ini tidak akan berjalan dengan lancar dan mendapatkan hasil yang memuaskan jika orang tua enggan untuk terlibat didalamnya. Justru peran orang tualah yang sangat vital dalam hal ini. Yang perlu diingat bahwa mengarahkan tidak sama dengan pengekangan apalagi kediktatoran, berilah pengertian kepada mereka dengan cara-cara yang tidak terkesan mengurui, jadikan mereka sebagai teman sharing kita agar nasehat yang kita berikan dapat dengan mudah mereka terima dan pahami.

Sebab jika melihat kasus remaja yang terjerumus kedalam arena gankster maupun punk, disinyalir adalah anak-anak yang mengalami brooken home. Terlalu sibuknya orang tua dalam mencari harta benda keduniaan, menjadikan mereka mengumbar anak-anaknya. Anaknya hanya di kasih makan dan uang, ketika uang sudah menjadi ukuran, maka moral tak lagi diperhatikan. Maka lahirlah remaja-remaja yang terjerumus kedalam arena gankster dan punk.

Masih banyak lagi sebenarnya peran orang tua untuk membentengi anak-anaknya agar terhindar dari segala macam bentuk kejahatan dan kemaksiatan.
Referensi :
Menyimak Pergeseran Budaya dikalangan Remaja dan Prilaku Hedonisme dikalangan Remaja

Kalau Anda berkenan untuk sejenak berhenti dari kesibukan membuat tugas kuliah atau diskusi tentang mata kuliah, baik kalau kita menjadi lebih kritis untuk mengamati kecenderungan perilaku kaum muda remaja dewasa ini yang tentunya menarik untuk dipikirkan bersama.

Semakin pesatnya tren kapitalisme dan konglomerasi elite tertentu maka pertumbuhan kwantitatif tempat-tempat hiburan dan pusat-pusat perbelanjaan semakin berkembang bak jamur dimusim hujan. Fenomena tersebut secara langsung ataupun tidak langsung mempengaruhi budaya dan pola hidup kaum muda remaja sekarang. Pergeseran budaya mulai menjangkiti kaum muda remaja tanpa kompromi dan eksodus besar-besaran tentang paradigma berpikir kaum muda remaja, dari budaya timur menuju budaya barat. Anda dapat melihat kaum muda remaja hedonis bersliweran dengan berbagai mode rambut dengan busana thank top atau junkies, dan alat-alat digital lainnya. Iklim masyarakat sekarang jauh berbeda dengan masyarakat tempo dulu. Namun, bila gejala ini kita telaah lebih lanjut bahwa kaum muda remaja telah jatuh kedalam euforia budaya pop. Selanjutnya kaum muda remaja yang seharusnya menjadi homo significans malahan jatuh kedalam pendangkalan nilai hidup.

Tulisan ini hanya mengajak para pembaca untuk merenungi dampak globalisasi tanpa harus terjerat ke dalam arus pendangkalan hidup post-modernisasi dan bagaimana hal tersebut tidak menggerogoti nilai-nilai positif yang menjadi warisan budaya kita.


Euforia Budaya Pop Remaja : Buah Globalisasi

Manusia harus berubah. Itulah hal yang mendasar yang perlu dipikirkan secara bersama. Memang benar bahwasannya manusia dengan segala budaya dan akal budinya harus dikembangkan seoptimal mungkin, karena akan semakin mengkokohkan kedudukannya dimuka bumi sebagai God Creature yang sempurna dibandingkan dengan ciptaan lainnya.

Kali ini, manusia beralih menuju rentang waktu yang kontradiksional dengan fase-fase sebelumnya, yaitu fase globalisasi. Di satu sisi manusia memang dituntut untuk berkembang menuju kearah yang lebih modern, baik aspek teknologi, hukum, sosial/kesejahteraan sosial, politik, demokrasi, dan semua sistem lainnya harus disempurnakan. Teknologi bidang informatika, kedokteran, bioteknologi, dan transportasi mengalami perkembangan yang begitu dahsyat mengatasi batas-batas ruang dan waktu.
Namun, tidak boleh dilupakan bahwa hasil perkembangan manusia bersifat relatif dan ambivalen. Pengaruh negatif dari globalisasi adalah euforia budaya pop, perdagangan bebas, marginalisasi kaum lemah, dan timbulnya gap relation antaara si kaya dan si miskin. Hasil tersebut telah membentuk suatu budaya baru bagi masyarakat, khususnya kaum muda remaja menjadi manusia yang terjebak dalam arus budaya pop.

Penghayatan Hidup dikalanagan Remaja yang Semakin Mendangkal

Ilustrasi di awal tulisan ini hanyalah sekelumit deskrispsi yang membuktikan eksistensi kecenderungan dalam diri manusia modern. Masih banyak contoh-contoh lain sebagai hasil dari globalisasi. kaum muda remaja dewasa ini lebih suka membaca komik atau main game daripada harus membaca buku-buku bermutu. Bacaan dengan analisis mendalam dan novel-novel bermutu hanya menjadi bagian kecil dari skala prioritas mereka, bahan-bahan bacaan seperti itu hanya tersentuh jika terpaksa atau karena tuntutan akademis.

Anda dapat mengelak bahwa gejala-gejala ini merupakan bentuk adaptif dari kemajuan zaman. Tapi, itu adalah rasionalisasi. Sebenarnya, kecenderungan manusia sekarang bukan hanya sekedar masalah mengikuti perkembangan zaman melainkan hal ini adalah masalah gengsi dan penghayatan hidup.

Bukti yang paling mengena adalah televisi, berbagai acara televisi semakin hari semakin jauh dari idealisme jurnalistik, bahkan semakin melegalkan budaya kekerasan, instanisasi, dan bentuk-bentuk kriminalitas. Sebagian tayangan-tayangan tersebut hanya semakin mendangkalkan sifat afektif manusia. Tayangan mengenai bencana alam, kemiskinan, perang, kelaparan, penemuan teknologi, pembelajaran budaya, dan lain sebagainya telah membuat sisi afeksi manusia tidak peka terhadap hal tersebut. Tidak ada proses batin dan intelektual lebih lanjut. Penghayatan nilai-nilai luhur semakin tereduksi.

Eksistensi kaum muda remaja hanya ditempatkan pada pengakuan-pengakuan sementara, misalnya seorang remaja dianggap eksistensinya ada jika remaja tersebut masuk menjadi anggota geng motor, menggunakan baju-baju bermerk, menggunakan blueberry, dugem, clubbing, melakukan freesex, ngedrugs, dan lain sebagainya. Eksistensi kaum muda remaja hanya dihargai sebatas kepemilikan dan status semata. Jika pendangkalan ini terus dipelihara dan dibudidayakan dikalangan remaja kita, makna dan penghargaan terhadap insan manusia semakin jauh. Hasilnya adalah menghilangnya penghargaan terhadap manusia lainnya, misalnya: perang, pemerkosaan, komersialisasi organ tubuh, trafficking, tawuran, dll. Contoh-contoh ini menjadi indikasi kehancuran sebuah kebudayaan yang dimulai dari pergeseran nilai-nilai budaya di kalangan kaum muda remaja kita. Dampak yang sangat menyedihkan dan mengkhawatirkan!

Solusi : Internalisasi

Seperti diungkapkan sebelumnya bahwa manusia sebagai homo significans, pada hakikatnya menjadikan manusia sebagai manusia pemberi makna. Jurus paling ampuh untuk mengatasi pendangkalan hidup post-modernisasi adalah pengendapan atau internalisasi. Internalisasi merupakan proses memaknai kembali makna-makna hidup. Makna hidup yang tadinya dihargai secara dangkal, kali ini digali dan diselami.

Ada dua metode internalisasi yang ditawarkan, yaitu budaya refleksi dan keheningan. Keduanya saling komplementer dan tidak dapat dipisahkan jika hendak melawan arus budaya pop. Refleksi membutuhkan suasana hening. Keheningan jiwa dapat tercapai saat berefleksi. Secara etimologis, refleksi berasal dari verbum compositum bahasa Latin re-flectere, artinya antara lain, memutar balik, memalingkan, mengembalikan, memantulkan, dan memikirkan. Kiranya, dua arti terakhir yang cocok untuk mendefinisikan refleksi dalam kerangka permenungan ini. Refleksi adalah usaha untuk melihat kembali sesuatu secara mendalam dengan menggunakan pikiran dan afeksi hingga dapat menemukan nilai yang mulia yang selanjutnya dapat digunakan sebagai bekal hidup. Euforia budaya pop di masa globalisasi menawarkan begitu banyak hal yang hanya berakhir menjadi kesan-kesan tanpa satupun yang dapat dialami. Dengan budaya refleksi, kesan-kesan tersebut dapat diendapkan. Secara satu persatu pengalaman negatif maupun positif dapat dianalisis, dipertimbangkan, disimpulkan, dan akhirnya diendapkan dalam nurani. Proses inilah yang membuat kaum muda remaja dapat menyadari baik dan buruknya suatu sikap. Dalam proses ini juga kaum muda remaja diajak untuk menindaklanjuti berbagai pengalaman yang didapat, sehingga muncul nilai-nilai dari setiap kejadian yang dialami, dan tentunya nilai tersebut dapat menjadi bekal hidup selanjutnya.

Peran refleksi dalam kerangka ini juga sebagai nabi, untuk mengingatkan segala larangan ataupun perintah Tuhan yang diajarkan. Refleksi berperan menjadi fungsi kritis dalam diri kaum muda remaja. Saat ia mengalami pendangkalan nilai-nilai hidup dalam bentuk pragmatisme, konformitas buta dan sebagainya. Refleksi menunjukkan kesalahannya, dan mengarahkan kepada yang benar.

Oleh karena itu kita sebagai kaum muda remaja harus mampu merubah diri kita menjadi manusia yang bermakna bagi orang lain melalui sikap dan perilaku sehari-hari. Usaha ini hanya bisa tercapai melalui usaha pribadi bukan orang lain, ada pepatah mengatakan jangan mengubah orang lain sebelum bisa mengubah diri sendiri. Selamat berefleksi wahai para remaja ... !




Kesimpulan
Gank ada di zaman seperti ini di ibaratkan seperti methamorphose kehidupan kupu – kupu
Description: E:\Picture_Mith@\Album Campur\images.jpeg3.jpeg
Seperti itulah gank yang dimulai dari rumah (keluarga) > lingkungan sekitar (tetangga) > lingkungan sekolah (teman) > lingkuangn kampus  (teman) > kantoran (teman & relasi). Sangat tidak baik tentunya untuk siapa pun. Hal ini lah yang menjadi tanggung jawab bagi orang tua supaya lebih memperhatikan anak – anaknya yang akan beranjak dari anak – anak > remaja > dewasa. Dan hal yang sangat fatal penyebab adanya gank adalah kadar  iman yang ada pada tiap individu masing – masing berkurang secara drastic. Secara sosiologi hal ini tentunya membuat gap antara masyarakat yang ada dengan para gank tersebut. Dan secara psikologi memunculkan persepsi atau paradigm masyarakat yang salah mengenai gap atau gank tersebut. Oleh karena itu tidak hanya peran dari orang tua dan guru saja untuk menghentikan hal ini karena peran yang terpenting adalah dari diri sendiri yang mau untuk berubah dari yang buruk menjadi yang baik karena tidak ada yang tidak bisa untuk di hentikan atau di perbaiki jika tidak ada niat yang kuat dari diri mereka sendiri.